AKU MENCINTAIMU NAMUN AKU BERSALAH (6)

Catatan Akhir

Jatuh cinta adalah sebuah tindakan manusiawi, yang di dalamnya terkandung pasang surut kehidupan—baik dan buruk, bahagia dan malang, hingga akhirnya menemukan unsur kemenangan dan kekalahan.

Ada milyaran kisah cinta yang dirajut oleh para penghuni bumi, masing-masing memiliki karakteristiknya sendiri. Kisah cinta Lois dan Michael dalam novel I Love You but I Am Guilty (Aku Mencintaimu Namun Aku Bersalah) adalah salah satu cuplikan dari perjalanan cinta dua insan yang berusaha menuju "singgasana" cinta abadi.

Novel ini bukanlah tentang dendam atau cinta yang semu. Sebaliknya, ini adalah kisah petualangan cinta yang mendalam, yang mencoba memahami arti cinta dalam keberagaman—baik dari segi karakter pribadi maupun dari konteks sosial kemasyarakatan.

Melalui kisah ini, kita diajak untuk merenungkan kembali sebuah kebijaksanaan klasik: mencintai seseorang tidak pernah salah. Sebab jatuh cinta adalah naluri manusia, dan dalam setiap percintaan pasti ada pasang surut, ujian baik dan buruk, hingga akhirnya menghadapi kemenangan atau kekalahan.

Di dalam novel ini, Cinta menjadi pemenang sejati. Cinta mengalahkan egoisme, mendamaikan dua hati yang sebelumnya berseberangan, dan melampaui segala bentuk prasangka serta primordialisme. Cinta yang tulus menghapus sekat-sekat perbedaan.

Lalu bagaimana dengan sikap posesif dalam cinta? Novel ini mengajarkan bahwa posesif bisa jadi salah satu karakteristik cinta—sebuah konsekuensi dari cinta yang telah mengakar begitu dalam. Namun, posesif yang sehat adalah bagian dari keseimbangan dalam cinta yang didasarkan pada saling pengertian dan rasa saling menghargai.

Melalui novel ini, penulis memproklamasikan sebuah filosofi cinta yang patut diapresiasi: apapun tantangan dalam percintaan, kesiapan kedua pihak untuk saling mengakui kekurangan dan memberikan maaf adalah kunci keberhasilan. Semua ini hanya mungkin jika cinta yang menjadi fondasi.

Kitty Liang, sang penulis, dengan tepat menyatakan:

"Cinta bisa mengalahkan segala bentuk egoisme dan kerakusan. Cinta bisa menghapus dinding perbedaan antara berbagai karakter dan perilaku."

*Tamat*

Nantikan Novel Berikutnya:
"MEN WITHOUT WOMEN"

Comments

ARTIKEL TERPOPULER

"Video Kontroversial: Pelecehan atau Simbol Toleransi?"

Arnold Janssen’s Intercultural Narration